Tidak terasa sudah sekitar lima tahun mengisi halaman artikel Keuangan di Majalah Kompak milik Ikatan Pegawai Bank Indonesia (IPEBI). Setiap bulan berkutat menuangkan ide dan insights mengenai keuangan personal, harus dengan bahasa yang menarik, membumi namun juga kekinian tapi juga harus tetap nyambung dengan topik yang diangkat oleh redaksi pada bulan tersebut. Jadi mau ngga mau harus bisa berakrobat, agar dapat menulis selaras dengan topik pembahasan yang dipilih, mulai dari hari Ibu, hari Pahlawan, Kemerdekaan hingga digitalisasi.
Dari bulan ke bulan tentu saja kadang timbul perasaan capek, sibuk, malas maupun berbagai alasan writer’s block lainnya. Namun sepertinya semua itu terbalas oleh apresiasi dan ucapan yang disampaikan mulai dari pegawai-pegawai yang ditemui di selasar kantor, di ruang rapat antar satker, di parkiran basement hingga mbak Siti salah satu tenaga outsourcing yang dalam interaksi di dalam lift sempat berkata kepada saya:
“pak Tigor, saya selalu membaca tulisan bapak di kompak. Sekarang saya sudah pintar mengelola keuangan keluarga, menempatkan kelebihan uang pada investasi dan terhindar dari investasi bodong.”
Beberapa waktu lalu saya mendapatkan notifikasi di Twitter dari salah satu akun follower (yang kemungkinan pegawai atau memiliki akses ke majalah Kompak) menyatakan kalau artikel saya selalu ditunggu ketika membaca majalah Kompak. Terharu rasanya mendapatkan masukan dan apresiasi seperti itu. Mudah-mudahan tulisan-tulisan tersebut dapat berguna untuk setiap pembaca.
Jadi saat ini setiap saya mengalami writer’s block dalam menulis artikel keuangan untuk Kompak, saya selalu (dan mencoba) mengingat serta membayangkan mbak Siti dan para pembaca lain yang mendapatkan manfaat dari tulisan-tulisan tersebut.